Kelebihan Nuklir Untuk Pembangkit Listrik
by angelbi88
Kepopuleran nuklir mungkin pada sistem persenjataan karena sering mendengar persenjataan militer di sebagian negara maju, bahwa nuklir dikembangkan untuk persenjataan mereka. Namun, jarang yang dibahas bahwa di sisi lain nuklir banyak manfaatnya. Seperti yang kita kenal dengan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) merupakan salah teknologi untuk membangkitkan listrik. Kita tahu bahwa listrik saat ini sangat penting. Seperti jika kalian yang sering bekerja di depan laptop, apa jadinya jika sewaktu-waktu listrik padam? Pasti ribet kan. Belum lagi pabrik-pabrik yang menggunakan listrik dalam proses produksinya.
PLTU Batang
image: ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra
1. Nuklir Lebih Menyelamatkan Hidup
PLTU Batang
image: ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra
Kalian mungkin mengenal PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap). PLTU adalah pembangkit yang mengandalkan energi kinetik dari uap untuk menghasilkan energi listrik. Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah Generator yang seporos dengan turbin yang digerakkan oleh tenaga kinetik dari uap panas/kering. Pembangkit listrik tenaga uap menggunakan berbagai macam bahan bakar terutama batubara dan minyak bakar serta MFO untuk start up awal. Salah satu PLTU terbesar adalah PLTU Paiton, Probolinggo, Jawa Timur. PLTU merupakan pembangkit listrik paling banyak diterapkan di Indonesia. Namun, perlu diketahui bahwa di beberapa negara pembangkit listrik tenaga batubara sudah ditinggalkan. Salah satu di antara negara tersebut adalah Amerika Serikat. Karena faktanya, di Amerika Serikat tidak ada rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga batubara baru.
Nah... dari hal tersebut pasti ada alasan tertentu mengapa negara-negara maju lebih memilih nuklir sebagai teknologi pembangkit listrik mereka. Di antara alasan mereka adalah:
Pada tahun 2013, sebuah studi yang dilakukan oleh NASA menemukan bahwa nuklir mencegah sekitar 1,8 juta kematian. Korban meninggal dari Chernobyl dan Fukushima, energi nuklir memiliki peringkat terakhir dalam kematian per satuan energi yang dihasilkan.
Memang benar bahwa limbah nuklir benar-benar beracun, namun itu biasanya disimpan di suatu tempat. Kalau di Indonesia sendiri limbah radioaktif se-Indonesia diawasi dan disimpan oleh BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional). Berbeda dengan PLTN, limbah beracun dari PLTU yang berbahan bakar fosil (seperti batubara) tersebar ke udara yang berbentuk asap maupun sejenisnya dan biasa kita hirup setiap hari. Itu bisa kita lihat pada cerobong PLTU yang selalu mengeluarkan asap pembakaran setiap hari atau ketika beroperasi. Asap tersebutlah yang lama kelamaan menyebar ke area sekitar dan lebih luas lagi. Jadi, dengan mengurangi jumlah bahan bakar fosil, kasus kanker atau penyakit paru-paru dan bahkan kecelakaan di tambang batubara dapat dihindari. Maka kita bisa menebak bahwa lebih berbahaya polusi dari limbah batubara karena jumlahnya yang banyak. Memang energi nuklir sangat berbahaya, namun limbah dari batubara menyerang secara diam-diam. Bahkan dalam skenario kasus terbaik memerlukan setidaknya empat puluh tahun agar dapat 100% pulih kembali. Jadi, energi nuklir bisa dianggap lebih ramah daripada bahan bakar fosil.
2. Nuklir mengurangi emisi CO2
Energi nuklir bisa dibilang cara yang kurang berbahaya bagi lingkungan dalam hal perubahan iklim daripada bahan bakar dari fosil. Sejak tahun 1976, sekitar 64 gigaton emisi gas rumah kaca belum dipompa keluar berkat penggunaan energi nuklir. Dan pada pertengahan abad ke-21, yang ada pertambahan kira-kira bisa mencapai 80-240 gigaton. Konsumsi energi oleh manusia terus meningkat, menurut proyeksi pemerintah Amerika Serikat, Cina sendiri akan menambah setara dengan pabrik batubara 600 MW baru setiap 10 hari untuk 10 tahun ke depan. Cina sudah membakar 4 milyar ton batubara setiap tahun.
Batubara memang murah, cukup melimpah, dan mudah didapat. Jadi, memang tidak mungkin secepatnya manusia akan berhenti menggunakannya. Energi nuklir mungkin satu-satunya cara meredam dampak perubahan iklim dan mencegah bencana pemanasan global akibat ulah manusia. Untuk itu bisa dikatakan energi nuklir reltif lebih bersih. Bahkan merupakan ide baik menggunakan energi nuklir dalam jangka panjang mungkin seratus tahun berikutnya atau lebih dibandingkan energi alternatif lainnya.
3. Teknologi Terbaru
Mungkin teknologi di masa depan akan memecahkan masalah limbah nuklir dan pembangkit listrik berbahaya. Reaktor nuklir sejauh ini menggunakan teknologi lama, karena inovasi nuklir berhenti pada tahun 1970-an. Ada model sperti reaktor thorium, yang mampu memecahkan masalah. Thorium berlimpah, dan sangat sulit untuk mengubah menjadi senjata nuklir, serta dua kali lipat lebih irit daripada reaktor nuklir saat ini. Limbah thorium juga hanya berbahaya beberapa ratus tahun, tidak sampai ribuan tahun. Satu ton thorium diperkirkan memberikan jumlah energi yang sama dengan 200 ton Uranium atau 3,5 juta ton batubara. Kita berharap teknologi ini terus berkembang ke depannya dan dapat diterapkan dengan aman.
Gabung dalam percakapan