Wisata ke Candi Arjuna - Dieng

Kawasan Dataran Tinggi Dieng terdapat pesona tersendiri akan wisata yang disajikannya. Dieng yang dikenal dengan negeri para dewa dan negeri di atas awan menyajikan wisata peninggalan zaman kerajaan Mataram Kuno.
Candi Arjuna diperkirakan sebagai candi tertua, candi ini diperkirakan dibangun pada abad ke-7 hingga ke-9 Masehi oleh Dinasti Sanjaya dari Mataram Kuno atau bahkan dari kerajaan Kalingga. Candi Arjuna juga diperkirakan candi tertua yang ada di Jawa. Di kompleks ini juga terdapat Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, dan Candi Sembadra. Candi Arjuna terletak paling utara dari deretan percandian di kompleks tersebut. Sementara itu, Candi Semar adalah candi perwara atau pelengkap dari Candi Arjuna. Kedua bangunan candi ini saling berhadapan. Tidak banyak diketahui oleh para wisatawan, bahwa dulunya candi ini tergenang air. Kompleks Candi Arjuna ini menurut sejarah dttemukan pertama kali oleh tentara Inggris pada tahun 1814. Pada waktu pertama kali ditemukan tersebut, kondisi Kompleks Candi Arjuna tengah dalam keadaan terendam air telaga.

Di sini, saya tidak ingin terlalu jauh membahas sejarah terhadap candi Arjun ini karena sudah banyak tulisan yang membahasnya. Saya hanya akan berbagi sedikit pengalaman wisata saya ke Kompleks Candi Arjuna.

Tiket
Untuk masuk ke lokasi ini, wisatawan dalam negeri dikenai tarif 15 ribu. Tiket tersebut dapat digunakan untuk dua lokasi sekaligus, yaitu Candi Arjuna dan Kawah Sikidang. Jadi kalau ke sini, bisa langsung dilanjutkan ke Kawah Sikidang. Lokasi loket sekarang berpindah tempat, yang sebelumnya ada di dekat parkiran, sekarang masuk lagi ke dalam dan sekelilingnya sudah ada pagar pembatas. Jadi, jangan kasus nerobos masuk dapat dihindarkan.

Drone dilarang
Sebelum ke sini, saya menyempatkan diri untuk mencari-cari video tentang wisata di kawasan Dieng. Namun tak menemukan aerial video di Kompleks Candi Arjuna ini. Hal tersebut membuat saya bertanya tanya. Karena, di kawasan lainnya yaitu telaga warna dan kawah sikidang saya menemukan aerial video.

Setelah sampai di Kompleks Candi Arjuna, perasaan penasaran saya terjawab. Pada loket lama, terdapat peringatan DILARANG MENERBANGKAN DRONE/NO DRONE. Saya kurang tahu alasan pelarangan ini. Padahal menurut saya, drone juga andil dalam mempopulerkan kawasan ini. Namun, kita wajib menghormati ketentuan ini.

Larangan membawa makanan
Kebersihan patut dijaga. Karena itu, pengunjung dilarang membawa masuk makanan ke lokasi candi Arjuna. Dulu, di sepanjang jalan dari loket lama ke loket baru ini banyak sekali penjual makanan ringan. Efeknya, tidak sedikit sampah bertebaran di sisi jalan.

View menarik di sepanjang jalan masuk lokasi
Jalanan sepenjang Kompleks Candi Arjuna dibangun dengan batuan andesit sehingga terkesan nuansa zaman kerajaan dulu. Gaya yang seperti itu juga dapat kita temui di beberapa tempat wisata candi lainnya. Di sepanjang jalan menuju candi, kanan kiri jalannya ditanami pohon cemara yang lebat. Hal itu memberi kesan tersendiri bagi para wisatawan.

Perkembangan pembangunan
Dulu di sekitaran candi arjuna belum diberi pagar pembatas. Saya juga kurang lebih pernah mendengar, "kalau  ingin masuk kawasan candi arjuna, lewat lapangan saja, biar gratis." Lambat laun pembangunan berjalan di kawasan candi arjuna ini. Pagar pembatas, loket, papan informasi, dan lainnya sedikit demi sedikit dilengkapi dan diperbaiki.

Kuliner di sekitaran candi arjuna
Kuliner yang sering populer di Dieng adalah Mi Ongklok dan Carica. Carica enaknya buat oleh-oleh, karena sifatnya yang dapat bertahan lama dan praktis karena dijual dengan kemasan. Untuk menemani perjalanan di kawasan dengan hawa yang dingin, hal yang terlintas adalah makanan hangat. Di luar Kompleks Candi Arjuna terdapat pedagang yang menyediakan kentang goreng. Beberapa varian rasa kadang ditawarkan di sini, misalnya pedas, balado, dan varian rasa lainnya lagi. 

Kalau sedang musimnya panen kentang, banyak sekali penjual kentang goreng ini. Namun, ketika saya berkunjung pada 13 Oktober 2020 yang suasananya masih pandemi covid-19, tidak banyak penjual yang membuka tokonya. Mungkin hal tersebut karena ada larangan dari pemerintah setempat. Waktu itu juga tidak sedang musim panen kentang, yang bisa dilihat di seputaran lahan pertanian Dieng kala itu.

Acara tahunan
Tiap tahun di kawasan ini menjadi salah satu lokasi penyelenggaraan Dieng Cultural Festival.
Acara yang banyak dikunjungi bahkan wisatawan mancanegara ini, paling dinanti bagi yang ingin berwisata dengan lebih mengenal budaya lokal. Kawasan candi Arjuna menjadi salah satu lokasi penyelenggaraan, yaitu ketika prosesi pencukuran rambut gimbal. Para wisatawan memadati lokasi ini ketika berlangsungnya acara.
Suasana gelaran Dieng Culture Festival. (shutterstock/Banghol)

Anda mungkin menyukai postingan ini

  1. Untuk menyisipkan sebuah kode gunakan <i rel="pre">code_here</i>
  2. Untuk menyisipkan sebuah quote gunakan <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. Untuk menyisipkan gambar gunakan <i rel="image">url_image_here</i>